Merantau ke Jepang (Part1)

Senin, 24 September 2018

Belajar Memahami Pekerjaan

Assalamualaikum..


Akhirnya mulai ng-blog lagi nih, setelah berbulan-bulan buka blog cuma diliatin doang. Sempet bingung mau posting apa soalnya, pada akhirnya klik "NEW POST" dan mulai deh nih ketak-ketik.


Terakhir kali yang saya posting adalah mengenai liburan musim dingin di Jepang.  Buat sobat yang sudah baca terima kasih ya, semoga sobat yang belum pernah ngerasain musim dingin Jepang bisa segera, aamiin dan ga cuma musim dingin saja kalau bisa setiap musimnya, WOW pasti seru!.


Kali ini saya ingin berbagi cerita yang yaaa.. masih di sekitar awal-awal kerja di pabrik dengan status  sebagai anak training yang belum bisa bener-bener kerja. Da aku mah apa atuh disuruh sama senpai/senior untuk mencet tombol mesin juga udah seneng banget hehe...!!!


Pabrik..pabrik dan Pabrik

Sekilas tentang pabrik dimana saya menjadi kenshusei ini. Namanya Sanesu Gomu Kogyo/Sanesu Rubber, perusahaan yang bergerak di industri karet dan plastik. Membuat barang-barang yang dihasilkan dari material karet atau rubber. Benda yang umumnya diproduksi yaitu packing untuk sambungan pipa air (supaya ga bocor..bocor!). Head officenya berkantor di Osaka, tetapi untuk pabrik bertempat di kota Minakuchi prefektur Shiga.

Mesin yang digunakan sangat variatif diantaranya mesin yang digunakan di area saya bekerja (area injection) yaitu mesin molding injection. Terdapat 20 mesin injection, dan masing-masing mesin memiliki rata-rata lama proses yaitu 6 - 7 menit/press.

1 orang mengoperasikan maksimal 6 mesin injection. Cara kerjanya yaitu material rubber dipanaskan kemudian  dipress menjadi bentuk tertentu menggunakan dies/kanagata dengan suhu sekitar 180 derajat celcius (wow panas juga ya, ceplok telor bisa tuh!hihi...)

Dengan mesin sebanyak itu, dan suhu mesin sepanas itu kebayang dong tuh didalem pabrik panasnya segimana, apalagi kalau musim panas waah ga kebayang deh. Kalau kata senpai sih panasnya pake banget hehe... Tapi berhubung bulan ini (Desember) masih musim dingin, yaa di pabrik masih berasanya anget.

Di area injection ini, operator mengoperasikan mesin dengan posisi berdiri. Tangan adalah anggota badan yang banyak bekerja disini. Mulai dari memasukkan material, menyalakan mesin, mengambil produk yang keluar dari dies/kanagata. Maka nya hati-hati, jangan sampai tangan kita kenapa-kenapa, nanti ga bisa kerja.

Resiko kerja di area ini adalah, tangan terjepit mesin press (ekstrim banget!!), terkena panasnya dies/kanagata (rasanya bayangin aja kaya kaki kena knalpot gitu..paling melepuh), dan bahaya lainnya yang selalu mengintai. Tapi semua sudah ada SOP nya, apa itu SOP?? Standar Operasional Prosedur dan juga standar alat pelindung diri. Tinggal dari diri kita sendiri yang harus mematuhinya. Moto keselamatan yaitu Safety First (Anzen daiichi/安全第一). "Utamakan keselamatan ya sob, karena keluarga anda menanti dirumah".


Mulai mengoperasikan mesin 

Akhirnya masa itu datang.. apa tuh?? ketika masa pengenalan lingkungan kerja dirasa sudah cukup. Senpai mulai meminta saya untuk coba mengoperasikan mesin mulai dari menyalakan mesin, mempersiapkan material dan peralatan sampai pada membersihkan setelah pekerjaan selesai.

Sebelumnya saya hanya melihat (mimasu), bertanya (kikimasu), dan berpikir (kangaemasu) cara senpai bekerja tanpa menyentuh barang yang dibuat (karena takut jadi NG/rusak).

Ya, hari itu saya mulai melakukan pekerjaan yang diinstruksikan di SOP. Peralatan kerja yang digunakan selain baju kerja dan topi yaitu sarung tangan 2 lapis bisa juga menggunakan masker. Singkat cerita keluarlah barang pertama yang saya hasilkan, ketika dies/kanagata keluar dan terbuka menunggu untuk diambil barang jadinya disertai asap mengepul dengan aroma karet yang menyengat dan barang ini harus diambil menggunakan tangan (manual). "Ups, lumayan panas juga nih. padahal udah pake sarung tangan".

Sentuhan pertama tidak berjalan mulus, pergelangan tangan menyentuh cetakan yang panasnya 180 derajat celcius. Mungkin ini sambutan dari si mesin hehe.. tapi senpai langsung membawakan obat luka bakar semprot. Luka bakar disebut dalam bahasa Jepang yaitu yakedo.

Barang jadi yang keluar harus dilakukan pembersihan dari karet sisa press sebelum dimasukkan ke paletina (kotak keranjang yang terbuat dari besi), dan proses ini dinamakan baritori (mengambil sisa karet yang menempel).

Proses ini menggunakan benda bernama semaidoshi, seperti jarum tapi dengan ukuran lebih besar seperti isi pulpen. Mengambil bari (sisa karet) ini perlu keahlian khusus dan harus hati-hati karena jika tidak barang akan sobek dan NG atau bahkan semaidoshi bisa melukai jari kita.

Disinilah salah satu proses yang sulit, ketika barang yang panas kita pegang sambil mengambil bari dan bari yang diambil pun ga gampang (tapi kalo liat senpai kerja kaya yang mudah ya...). Kemudian cara mengambil bari nya pun kita belum bisa.. wah weh woh apa yang terjadi??

Jari tangan mulai kepanasan deh memegang barang panas terlalu lama karena cara ngambil bari yang belum bisa, alhasil taraaaa.... barang buatan pertama, kedua , ketiga ga tau sampe keberapa adalah NG karena banyak yang sobek. Barang NG dipisahkan di keranjang khusus berwarna merah agar tidak tercampur dengan barang OK.

Ketika membuat barang jadi NG, disana lah rasa bersalah muncul (saya udah ngerugiin perusahaan nih karena bikin barang NG!). Tapi senpai pun dulu sama, awal-awal pasti buat barang NG juga. Proses ambil bari pun tidak bisa dalam keadaan barang dingin, karena barang akan mengeras dan bari pun menjadi sulit diambil.

Disaat senpai melihat counter putaran mesin dirasa sudah cukup untuk anak training, maka senpai pun menyuruh saya untuk mematikan mesin dan mulai untuk membersihkan dies/kanagata yang agak menghitam akibat proses produksi seharian. Ngebersihin cetakan ini harus bersih (yaiyalah namanya juga ngebersihin), karena akan digunakan lagi oleh shift malam. Jika tidak sampai tidak bersih maka akan berdampak barang menjadi kotor atau menempel di cetakan/dies sehingga sulit diambil.

Setelah dies/kanagata dibersihin, selanjutnya adalah menyapu lantai area kerja karena banyak sekali  bari pada saat kita bekerja yang bertebaran dilantai. Bari-bari tersebut disapu dan dimasukkan kedalam satu keranjang untuk kemudian ditimbang lalu dibuang dalam satu tempat pembuangan khusus karena ini adalah termasuk limbah industri.

Setelah itu adalah mempersiapkan material karet yang akan digunakan oleh shit berikutnya alias shift malam dilanjut penulisan nippo atau rekap hasil produksi. Sekitar jam 19.30 senpai yang bekerja shift malam pun datang dan mulai menyalakan mesin injection. Kami yang shift pagi pun berpamitan pulang. "Otsukaresamadeshita", begitula kata yang diucapkan pada pekerja yang lain yang artinya adalah "terima kasih atas kerjasamanya hari ini".

Kami pun menuju ruang locker untuk mengambil jaket super tebal, sarung tangan, dan kupluk. Diluar sangat dingin (iyalah kan masih musim dingin) tapi karena kami bersepeda maka akan membuat badan bergerak sehingga tidak terlalu dingin. Meskipun di beberapa bagian tubuh lainnya rasa dingin masih terasa. Ternyata bersepeda itu sangat baik loh sobat, karena bergerak maka tubuh kita tidak mudah masuk angin ketika musim dingin.

Perjalanan pulang dari pabrik ke asrama hampir satu jam. Cukup jauh memang jarak antara pabrik dan asrama. Selain itu perjalanan pulang jalannya menanjak sehingga dengan tenaga sisa seharian bekerja kami bersepeda dengan pelan-pelan. Selama perjalanan pulang, kami bersepeda sambil ngobrol berbagai macam hal atau bahkan jika masih ada tenaga terkadang kami balapan siapa paling duluan tiba di asrama.

"Fyuuh...akhirnya sampai juga di asrama". Motor bertenaga kaki alias sepeda kami pun diparkir berjajar rapi di garasi asrama dan langsung menuju dapur untuk duduk sejenak melepas lelah sambil minum. Sebagian lagi ada yang langsung menuju kamar (mungkin istirahat dikamar) bahkan ada senpai yang langsung persiapan mandi. Saya sendiri lebih memilih istirahat di dapur untuk ngobrol dengan senpai berbagai macam hal, salah satunya masalah pekerjaan.

Tidak lama setelah ngobrol dengan senpai, saya pun menuju kamar untuk persiapan mandi. Mandi dengan air hangat (secara musim dingin mandi air dingin, mana kuat hehe...). "Uuuh segar sekali" keringat dan kotoran setelah seharian bekerja rasanya hilang, sampai malah tidak ingin berhenti mandi. Karen air hangat yang keluar dari shower seolah-olah memijat badan saya.

Sehabis mandi datanglah rasa lapar, dengan makanan seadanya alias mi instan ditambah masakan yang senpai tawarkan menjadi pengganti energi yang habis hari ini. Saya sendiri belum bisa masak, namun disini melihat senpai yang semuanya bisa masak, saya harus belajar masak juga sama mereka.

Masakan yang dimasak oleh senpai bukanlah masakan Jepang, tapi masakan simpel khas Indonesia seperti sop, ceplok telor, tumis dll. Masakan tersebut sangat simpel dan tidak membuthkan waktu lama dalam pembuatannya. Karena kami harus membagi waktu istirahat juga. Kecuali pada hari libur kami biasanya masak yang special yaitu nasi goreng hehehe...(ini sih di Indonesia bukan special).

Makan malam sambil ngobrol dengan senpai adalah hal yang menurut saya suatu kesempatan berbagi pengalaman hidup mereka di Jepang yang bisa kita ambil pelajaran. Disela-sela mengobrol, saya melihat ada yang aneh nih dengan jari-jemari, ow..ow kulit jari saya melepuh atau kapalan (melendung berisi air) akibat bekerja (hmm... pasti pada saat proses ambil bari, kan megang barangnya panas-panas tuh!). Yang melepuh tidak hanya di satu jari, tapi 2 jari (Wuaduuh! besok kerja gimana nih??

Ternyata senpai pun mengalami hal yang sama, bahkan sebelum luka kapalan yang satu sembuh, eeh muncul lagi luka kapalan yang baru, (jangan-jangan saya pun akan mengalami hal serupa??). Ah biarlah, yang ada dipikiran saya hanya ingin bisa cepat kerja dan tidak menghasilkan barang NG lagi, dan juga tidak merepotkan senpai. Meskipun konsekuensinya saya harus luka melepuh dulu atau apapun. Seperti pepatah bilang " berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian, bersakit dahulu bersenang kemudian".

Sekarang saatnya tidur istirahat, karena hari esok pasti lebih melelahkan jadi harus cukup istirahat. AC hangat pun saya nyalakan karena suhu yang sangat dingin diluar terasa sampai kedalam kamar. Namun dari kamar yang lain saya masih mendengar suara entah itu televisi atau laptop. Yaa..mungkin saja para senpai yang masih menikmati waktu istirahat dengan bermain laptop untuk facebook-an atau menelepon keluarga di kampung.

Media sosial yang digunakan saat itu mungkin masih facebook, belum sebanyak sekarang. Atau mungkin sudah banyak tapi saya saja yang tidak tahu ya hihi.... Bahkan handphone yang digunakan kebanyakan masih jenis HP flip, HP smartphone dengan aplikasi seperti sekarang pun belum terlalu banyak.


Ketika bangun pagi, jari-jari tangan kaku

"Kriiiiiiiing....!" Alarm pagi berbunnyi (nyariiing) dari jam analog yang saya bawa dari Indonesia. Ya waktu sudah menunjukkan jam 5 pagi waktu Jepang, di Indonesia berarti jam 3 Pagi. Rasanya berat banget untuk bangun, selain karena udara dingin, selimut ini seolah-olah menggulung badan saya dan susah dilepasin (lebay banget ya?? hihi).

Ketika bangun, terasa sakit pada jari-jari tangan dimana tangan ini tidak bisa dikepal seperti biasanya. Rasa sakit yang membuat jari-jari menjadi kaku. Ga tau ini apa karena kedinginan atau karena bekerja. Sepertinya sih karena bekerja, karena belum pernah tangan ini saya gunakan untuk bekerja "kasar". Jadi bisa dibilang si tangan ini "kaget".

Pagi hari pergulatan pikiran terjadi ketika memutuskan mandi atau tidak. Karena dinginnya suhu pagi apalagi kalau nginjek lantai kamar mandi rasanya seperti menyentuh kulkas bagian freezer nya. Tapi supaya bada seger dan ga ngantuk hilang saya ambil keputusan mandi saja toh pake air hangat ini.

Setelah mandi dan langsung menggunakan baju kerja dan baju lapis hangat , langsung menuju dapur untuk sarapan. Tidak lama dari situ kami berangkat bersama-sama ke pabrik.
Selama perjalanan saya berdoa, "ya Allah mudahkanlah hari ini, dan jdikan setiap detiknya adalah ilmu". Doa ini yang setiap pagi saya panjatkan.

Dinginnya pagi itu, udara segar dan sinar matahari yang sedikit menghangatkan pagi kami. "Ohayou/pagi" atau "ohayougozaimasu/selamat pagi"  ketika kami bertemu warga sekitar. Itulah salam yang selalu kami ucapkan, karena kami tahu kami disini sebagai orang asing. Salam tersebut bisa menjaga kami dan warga pun tenang meskipun kami sebagai orang asing.

Kemudian pemandangan lain kami berpapasan dengan anak-anak SD yang berjalan kaki berbaris menggunakan topi berwarna kuning dengan tas gendong khas anak sekolah Jepang menuju ke sekolahnya. "ohayouuu..." kami ucapkan dan mereka pun menjawab salam kami dengan suara kecil dan malu-malu.

Oh iya sobat, cerita sedikit tentang anak sekolah di Jepang.Jadi anak SD di Jepang pergi ke sekolah salah satunya dengan berjalan kaki bagi yang sekolahnya sekitar rumah karena belum diperbolehkan menggunakan sepeda ke sekolah. Mereka berjalan kaki bersama dan berbaris yang dipimpin oleh siswa kelasnya paling tinggi misalkan anak kelas 6.

Ketika mereka naik ke SMP barulah diizinkan menggunakan sepeda, seterusnya sampai ke SMA. Mereka yang menggunakan kendaraan pribadi motor atau mobil mungkin sangat sedikit sekali.

Melihat anak sekolah di Jepang pergi jalan kaki atau bersepeda membuat saya kagum. Sehingga muncul pertanyaan dalam benak saya "kenapa mereka tidak naik motor atau mobil saja ya?". Ternyata negara yang sudah sangat maju dan modern pun bukan berarti harus selalu menggunakan kendaraan bermotor kemana-mana. Padahal Jepang negara yang banyak membuat motor dan mobil bukan?

Sebelum sampai pabrik, kami melewati area persawahan yang cukup luas, namun tidak tidak sedang ditanami padi melainkan gandum. Musim dingin adalah musim menanam gandum karena tanaman padi hanya akan ditanam di awal musim semi.

Tibalah kami di pabrik. "ohayougozaimasu!" ketika kami bertemu dengan pekerja lainnya. Salam yang wajib kami ucapkan.  Jaket, syal, kupluk dan sarung tangan kami simpan di locker. sambil menunggu bel masuk, saya duduk di ruang makan/kantin sambil menikmati teh hijau panas yang biasa dibuat oleh seorang wanita tua yang biasa kami panggilan "Obaasan". "obaasan" adalah panggilan untuk nenek-nenek. Obaasan lah yang bertugas membersihkan toilet, kantin, ofuro (kamar mandi) dll.

Terkadang saya menyempatkan ngobrol dengan obaasan. Bagi saya, ngobrol dengan obaasan adalah salah satu tehnik belajar berusaha mendengarkan kosakata bahasa Jepang. Karena kalimat yang keluar dari mulut obaasan terkadang tidak jelas atau terlalu cepat. Karena obaasan berbicara terkadang menggunakan aksion yang sangat Jepang sekali.

Jam dinding hampir menunjukkan pukul 8 pagi, sambil melihat dan meraba-raba jari tangan ini yang masih melepuh, saya bertanya-tanya dalam hati "dengan kondisi tangan seperti ini apakah hari ini saya bisa mengerjakan semuanya seperti biasa? atau malah luka melepuh ini jadi bertambah?".

Setelah bel masuk berbunyi dan musik untuk senam radio/rajio taisho dinyalakan, semua berkumpul di pabrik utama untuk melakukan senam radio / rajio taisho sekitar 5 menitan. Kemudian setelah senam selesai semua berpencar menuju area pekerjaan masing-masing kecuali hari Senin, biasanya ada hal yang disampaikan oleh kepala pabrik/Kojochou. Saya dan senpai menuju area mesin injection dan satu per satu mesin pun saya nyalakan.

Itulah sobat cerita dari kenshusei yang baru bekerja. Hari-hari dijalani dengan kerja keras untuk bisa bekerja dan bisa diandalkan. Namun dibalik proses itu semua pasti ada hasil yang kita raih. Lalu bagaimana kelanjutan cerita berikutnya? sobat ikutin terus blog ini ya.














Belajar Memahami Pekerjaan

Assalamualaikum.. Akhirnya mulai ng-blog lagi nih, setelah berbulan-bulan buka blog cuma diliatin doang. Sempet bingung mau posting apa s...